Eks Agen FBI Ungkap di Mana Lantai Teraman Saat Menginap di Hotel
Tracy Walder, yang merupakan eks agen FBI dan CIA, mengungkap tips saat menginap di hotel. Dia berbagi rahasia mengenai kamar di lantai berapa yang mesti dipesan ketika menginap di hotel.
Saat masih bertugas sebagai agen khusus FBI dan CIA, perempuan berusia 45 tahun ini mengaku diajari mengambil tindakan pencegahan ekstra, terutama saat berada di luar negeri.
Walder selalu meneliti tempat tujuannya, sebelum memulai perjalanan, karena nantinya ada potensi ancaman terorisme. Dia juga menyiapkan aplikasi yang menginformasikan kepada kontaknya mengenai lokasinya apabila terjadi kondisi darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menginap di hotel, Walder meminta kepada resepsionis untuk tinggal di kamar antara lantai tiga dan enam. Alasannya, ruang di lantai itu cukup rendah hingga ke lantai utama untuk akses darurat, tapi cukup jauh dari penyusup yang masuk melalui lantai dasar.
"Jika bicara soal lantai, terdapat dua hal, yang pertama adalah masuk. Biasanya, seseorang yang mencoba melakukan kejahatan akan mengambil cara termudah yang mereka bisa, yaitu dengan masuk melalui lantai pertama karena paling mudah diakses," ucap Walder.
"Dengan keluar, jika Anda berada terlalu tinggi di lantai 20 atau 21, akan sangat sulit bagi Anda untuk keluar dengan cepat," imbuhnya.
Saat sudah berada di dalam kamar hotel, Walder selalu menguncinya, baik dengan slot maupun dengan kunci menyatu dengan gagang pintu. Selain itu, dia memasang penahan pintu tambahan untuk tingkat keamanan ekstra.
"Suami saya, Ben, 44 tahun, menggoda saya tentang hal itu, dan meskipun kecil kemungkinannya ada orang yang akan menerobos masuk, kenyataannya adalah staf hotel memiliki kartu kunci untuk masuk ke kamar Anda," ujarnya.
Dia menerangkan bahwa langkah-langkah keselamatan ini dia tambahkan ke dalam rutinitas perjalanannya usai penugasan kerja rahasia ke luar negeri membuat Walder merasa tidak aman.
"Tentu saja saya tidak bisa terlalu spesifik karena hal ini masih dirahasiakan, tapi secara umum, saya melakukannya berdasarkan gagasan bahwa saya berada di negara lain untuk memata-matai mereka. Jadi saya harus berasumsi bahwa negara lain tersebut mungkin mengetahui siapa saya dan mungkin mencoba melukai saya," ujarnya, seperti dikutip dari New York Post.
"Mereka pernah menolak untuk memindahkan saya dari lantai pertama ketika saya sedang bekerja, jadi saya mulai meletakkan handuk di bawah pintu," tambahnya.
Walder pun memastikan untuk memberikan rencana perjalanannya kepada keluarganya, sehingga orang-orang mengetahui keberadaannya dan dapat menemukannya jika diperlukan.
"Harapan saya yakni memberikan orang-orang berbagai variasi kontrol keamanan dan mendorong mereka untuk menggunakan hal-hal yang dapat mereka kendalikan atau sudah mereka miliki, tanpa harus membeli apa pun," ucapnya.
(wiw)(责任编辑:百科)
- ·Penyumbang Polusi Terbesar, Kenapa Anies Tak Berani Terapkan Gage ke Sepeda Motor?
- ·Laporkan Hakim PN Jakarta Pusat, KAMMI: Ini Mencederai Kualitas Hukum Indonesia
- ·Golden Week, Thailand Bidik Cuan Rp14 T dari Turis Jepang dan China
- ·美国parsons设计学院申请指南!
- ·PSI Langsung Ngegas di DPRD DKI: Anies Diserang...
- ·25 Ide Ucapan Selamat Hari Kartini 2024, Merayakan Perempuan Indonesia
- ·艺术留学:香港中文大学建筑设计专业
- ·Hakim Pengadilan Medan Tewas, DPR Kasih Perintah Tegas!
- ·Ibu Kota Pindah Ke kaltim, Ini Reaksi Gubernur Jakarta
- ·5 Meninggal dan 240 Orang Masuk Rumah Sakit Gara
- ·79 Negara Ini Tawarkan Bebas Visa untuk Paspor Indonesia
- ·西班牙美术留学院校以及申请要求
- ·日本千叶大学工业设计专业解析
- ·Waktu Terbaik yang Disarankan untuk Nonton Film Siksa Kubur
- ·Kejati Bali OTT Kepala Desa Adat Diduga Peras Investor Tanah Rp10 Miliar
- ·Bantah Fireworks dan GWP, Kuasa Hukum Jelaskan Kedudukan Gaston Invesment Limited
- ·Satu Orang Jadi Korban Angin Puting Beliung Mengamuk di Bekasi
- ·东京艺术大学研究生的要求详解
- ·FKPT Sumut Gelar Pelatihan Penulisan Cinta Menyongsong Indonesia Emas
- ·日本动漫专业留学院校推荐