会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang!

Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang

时间:2025-06-05 13:26:25 来源:quickq官网下载苹果 作者:焦点 阅读:727次
Warta Ekonomi,quickq官网软件ios Jakarta -

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat Indeks Menabung Konsumen (IMK) pada Mei 2025 mengalami penurunan signifikan. IMK tercatat di level 79,0 atau turun 4,4 poin dibandingkan bulan sebelumnya.

Pelemahan ini sejalan dengan penurunan dua komponen utama IMK, yakni Indeks Waktu Menabung (IWM) yang turun 1,7 poin menjadi 92,9 dan Indeks Intensitas Menabung (IIM) yang anjlok 7,1 poin ke level 65,1.

Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang

Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang

Direktur Grup Riset LPS, Seto Wardono, mengatakan tren ini menunjukkan pelemahan pada niat dan kemampuan menabung konsumen.

Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang

“Hal ini antara lain berhubungan dengan pengeluaran rumah tangga yang lebih tinggi untuk pendidikan selama masa penerimaan siswa baru dan jelang dimulainya tahun ajaran baru. Selain itu, juga terdapat peningkatan jumlah responden yang mengurangi tabungannya untuk membayar cicilan utang,” ujar Seto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Masyarakat Tak Sanggup Menabung, LPS: Konsumen Terkapar oleh Biaya Pendidikan dan Utang

LPS mencatat, 30,3% responden dalam Survei Konsumen dan Perekonomian (SKP) menyatakan tidak pernah menabung, meningkat dari 29,3% pada April 2025. Selain itu, 56,7% responden menyatakan jumlah yang ditabung lebih kecil dari rencana, naik dari 49,1% pada bulan sebelumnya.

Meskipun persentase responden yang menganggap saat ini sebagai waktu yang tepat untuk menabung naik menjadi 29,0% dari 27,9% pada April, keyakinan terhadap waktu menabung dalam tiga bulan mendatang justru turun ke 39,8% dari sebelumnya 42,3%.

Dari sisi kelompok pendapatan rumah tangga (RT), penurunan IMK terjadi di semua segmen. Kelompok berpendapatan hingga Rp1,5 juta/bulan mencatat penurunan terbesar sebesar 12,5 poin. Penurunan IMK juga dialami RT dengan pendapatan Rp1,5 juta–Rp3 juta (turun 3,0 poin), Rp3 juta–Rp7 juta (turun 7,2 poin), dan kelompok berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan (turun 1,1 poin), meski masih berada di atas level 100.

Selain IMK, LPS juga mencatat pelemahan pada Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). IKK pada Mei 2025 berada di angka 99,7, turun 3,4 poin dibandingkan April. Penurunan ini dipicu oleh melemahnya persepsi terhadap kondisi ekonomi lokal dan ketersediaan lapangan kerja.

“Meskipun demikian, ekspektasi positif konsumen terhadap prospek ekonomi dan pendapatannya pada masa mendatang masih terjaga,” imbuh Seto.

Dua komponen utama IKK yakni Indeks Situasi Saat Ini (ISSI) dan Indeks Ekspektasi (IE) juga menunjukkan pelemahan. ISSI turun dari 81,9 menjadi 79,4, sementara IE melemah ke level 114,9 dari 118,9 pada bulan sebelumnya.

Seto menambahkan, penurunan IKK juga dipengaruhi oleh faktor musiman dan gangguan cuaca. “Cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah menyebabkan banjir dan kerusakan infrastruktur umum. Hal ini terlihat pada turunnya IKK di wilayah-wilayah yang terdampak cuaca ekstrem dan banjir,” katanya.

Ia juga menyebut kenaikan harga sembako, sulitnya lapangan kerja, serta kegagalan panen dan turunnya harga jual hasil panen sebagai faktor tambahan yang menekan kepercayaan konsumen.

Dari sisi kelompok pendapatan, IKK turun pada seluruh segmen RT. Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok RT berpendapatan di atas Rp7 juta/bulan sebesar 14,6 poin. Disusul kelompok berpendapatan hingga Rp1,5 juta/bulan yang turun 8,8 poin, kelompok Rp3 juta–Rp7 juta turun 2,8 poin, dan kelompok Rp1,5 juta–Rp3 juta turun 2,1 poin. Meski demikian, IKK kelompok pendapatan di atas Rp3 juta masih bertahan di atas level 100, mencerminkan optimisme yang masih terjaga.

IMK merupakan indikator niat dan kemampuan konsumen dalam menabung, dengan level di atas 100 menunjukkan kondisi yang baik. Indeks ini terdiri dari IIM yang mencerminkan intensitas dan kemampuan menabung serta IWM yang mengukur persepsi terhadap waktu menabung.

Sementara IKK menunjukkan persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi, lapangan kerja, dan pendapatan rumah tangga. Level IKK di atas 100 mengindikasikan optimisme terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun enam bulan mendatang.

(责任编辑:综合)

相关内容
  • Aturan Baru PP Kesehatan, Dokter Boleh Praktik di Tiga Tempat, Ini Syaratnya!
  • Melonjak Rp26 Ribu, Harga Emas Antam Hari Ini Kembali Tembus Rp1,9 Juta per Gram
  • Daftar Lengkap Pemenang Puteri Indonesia 2024
  • VIDEO: Pertunjukan Cahaya Lampu Sambut Ramadan di London
  • Apa Efek Samping dari Mandi Air Garam?
  • Koleksi Transendental Satu Dekade Nicolas Ghesquiere di Louis Vuitton
  • 日本电影大学选哪所比较好?
  • 专升本,我拿下伦艺/爱丁堡等6张名校offer,还有拉夫堡的双专业录取!
推荐内容
  • Rudy Mas’ud Terima Rekomendasi dari NasDem untuk Pilkada Kalimantan Timur
  • Menyelami Rumah Nemo, Destinasi Wisata Baru di Sabang Aceh
  • FOTO: 'Ngafe' Bareng Anabul di Irak
  • Daftar Lengkap Pemenang Puteri Indonesia 2024
  • Satgas Damai Cartenz Tangkap Penjual Senjata Api ke KKB
  • Amplop Berlogo PDIP Berisi Uang Akan Diselidiki Bawaslu: Segera Lakukan Penelusuran