会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi!

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

时间:2025-05-24 23:42:16 来源:quickq官网下载苹果 作者:时尚 阅读:441次

JAKARTA,quickq下载ios DISWAY.ID -Viral warung Madura dilarang buka 24 jam di Bali karena minimarket merasa kalah saing. 

Warung Madura memang unik jika ditelisik dari sejarahnya. 

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Sebuah cerita diungkapkan oleh A Dardiri Zubairi yang dikutip dari laman Rumah Literasi Sumenep.

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

Dia bercerita, dulu ketika kuliah di Ciputat dekade 90-an sangat jarang orang Sumenep yang merantau Jakarta. 

Warung Madura Dilarang Buka 24 Jam, Sejarah Dimulai dari Perantau Era 90an Hingga Pasca Reformasi

BACA JUGA:Tegas! Pemerintah Sebut Tak Ada Larangan Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Warung kelontong kebanyakan dijalankan oleh orang Jawa, Sunda, dan batak.

Mungkin generasi pertama orang Sumenep ke jakarta berawal dari pulau Gili Genting. Mereka umumnya mukim di Cilincing Tanjung Periok Jakarta Utara. 

"Teman kuliah saya asal Madura banyak yang mukim di situ. Umumnya perantau sumenep ketika itu jual alat alat bangunan yang barangnya (utamanya kayu) dipasok dari Kalimantan. Sisanya mereka membuka warung kelontong dan pekerjaan di sektor informal lainnya," tulisnya. 

Berbeda dengan suadaranya, orang Bangkalan dan Sampang mudah dijumpai di sudut-sudut Jakarta.

Jualan sate, bubur kacang ijo, tukang cukur, besi tua adalah jenis pekerjaan yang didominasi orang Bangkalan dan Sampang, mungkin sebagian juga orang Pamekasan.

Eksodus orang Sumenep ke Jakarta terjadi paska reformasi, dimulai sejak 2004 yang didominasi orang Pulau Poteran. 

Kenapa poteran? 

Pulau ini dihuni oleh masyarakat yang umumnya petani dan nelayan. 

Ladang-ladang tadah hujan yang umumnya ditanami jagung lokal, kacang tanah, dsb tak juga mengeluarkan pulau ini dari jebakan kemiskinan. 

  • 1
  • 2
  • 3
  • »

(责任编辑:热点)

相关内容
  • Wujudkan Pemilu Damai, Kaops NCS Polri Ajak Habib Syech
  • Cara Dapat Saldo Dana Bansos Pakai DTSEN Mulai April 2025, Begini Keuntungannya
  • Kelingking Beach dan Melasti Masuk Pantai Terbaik se
  • Soal HGB Pagar Laut Tangerang, AHY Ngaku Tak Tahu: Terbit 2023, Saya Masuk 2024
  • Tanpa Operasi, Lakukan 5 Cara Ini Agar Pipi Jadi Tirus
  • Cabor MMA Potensial Mendunia, Dukungan Pemerintah Diharapkan Lebih Optimal
  • Jelang Batas Pemberkasan Paulus Tannos, KPK Harap ada Kabar Baik dari Pemerintahan Singapura
  • Kurangi Polusi di Sektor Industri, Ini Rencana Kemenperin
推荐内容
  • SIG bagi Dividen Rp648 M, Gebrak Pasar Bata Ramah Lingkungan
  • Kurangi Polusi di Sektor Industri, Ini Rencana Kemenperin
  • Awal Ramadan Berpotensi Berbeda, Menag Beri Tenggapan
  • Bangun Pabrik Pertamanya, Hyundai Bilang Akan Ciptakan Ribuan Lapangan Pekerjaan
  • Waspada, Jangan Langsung Sentuh 5 Benda Ini Saat Masuk Kamar Hotel
  • Sritex PHK 10 Ribu Karyawan, Kemnaker Berharap Hak Pekerja Terpenuhi