会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?!

Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?

时间:2025-05-24 15:20:09 来源:quickq官网下载苹果 作者:综合 阅读:541次
Jakarta,quickq官网正版下载 CNN Indonesia--

Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) menyebut Indonesia diprediksi akan mengalami banjir lansiapada rentang waktu 2035-2040.

Peneliti Pusat Riset Kependudukan BRIN Resti Pujihasvuty mengatakan, jumlah lansia di lima tahun tersebut akan mengalami peningkatan sekitar 17 hingga 20 persen dari komposisi demografi penduduk.

Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?

Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?

Lantas, apa yang harus disiapkan dalam menghadapi bonus demografi kedua ini?

Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?

ADVERTISEMENT

Indonesia Diprediksi Banjir Lansia di 2035, Apa yang Harus Disiapkan?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Ini Jus Terbaik untuk Usia 50-an Menurut Ahli
  • 3 Cara Cegah Gatal bagi Lansia akibat Cuaca Panas saat Ibadah Haji
  • Sering Dialami Jamaah Haji di Tanah Suci, Apa Itu Stroke Haba?

Menurut dia, berdasarkan riset dari Universitas Respati Indonesia (URINDO), permasalahan muncul saat lansia menghabiskan masa tua dalam kondisi sakit baik fisik atau jiwa.

Riset menyebut dengan kondisi lansia yang sakit, total peluang ekonomi keluarga yang hilang setiap bulan sedikitnya Rp1 triliun.

Resti menjelaskan riset itu mengasumsikan seorang lansia dengan kondisi yang sehat dan tetap produktif sedikitnya dapat memiliki penghasilan sekitar Rp1 juta setiap bulan.

Sementara di lain sisi, anggota keluarga yang mengasuh lansia dalam kondisi sakit diasumsikan kehilangan sedikitnya Rp4 juta setiap bulan.

Peran keluarga dan teman sebaya

Interaksi positif dengan keluarga dan komunitas teman sebaya disebut berperan penting dalam mempersiapkan lansia yang lebih produktif.

Resti menuturkan, saat ini BRIN tengah menggiatkan edukasi dan literasi tentang cara menjaga kesejahteraan fisik dan jiwa ketika memasuki usia senja.

Salah satunya, dengan memastikan lansia tidak mengalami kondisi kesepian karena bisa memberikan dampak negatif terhadap kesehatan lansia.

"Jadi memang kondisi kesepian memiliki aspek negatif terhadap kesehatan jiwa lansia, mulai dari menyebabkan depresi, percobaan bunuh diri, tekanan psikologis tinggi, kecemasan, hingga skizofrenia," jelas Resti.

Berdasar Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kemenkes pada 2018, prevalensi lansia ODGJ (Orang dengan Gangguan Jiwa) ringan sebesar 12,8 persen, sementara prevalensi lansia alami depresi sebesar 7,7 persen.

Selain itu, kata dia, kondisi kesepian dapat menyebabkan lansia mengalami masalah kesehatan fisik, seperti serangan jantung, stroke, kanker, diabetes, alzheimer, hingga dalam kondisi yang serius adalah kematian dini pada lansia.

Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya keluarga menjaga dan memelihara hubungan serta interaksi sosial yang positif dengan lansia.

Ia juga menilai penting agar lansia memiliki komunitas sebaya untuk menjaga keterhubungan lansia dengan dirinya sendiri dan lingkungan.

(pua/pua)

(责任编辑:焦点)

相关内容
  • Mensesneg Ungkap Alasan Letjen TNI (Purn) Djaka Budi Utama jadi Dirjen Bea Cukai
  • Hari Ini, KPK Periksa Saksi Suap Meikarta, Siapa Dia?
  • Aniaya dan Gunduli Anak, Alasan Habib Bahar 'Aneh'
  • Legenda Manchester United, Wes Brown akan Hadir di Store Adidas Pacific Place
  • Polwan Mojokerto Diduga Bakar Suaminya yang Sama
  • Kapan ASN Mulai Pindah ke IKN? Menpan RB Umumkan Jadwalnya
  • MK Batalkan Putusan Pernikahan Dini
  • Menlu Retno Telepon Menlu Iran, Saudi hingga AS, Minta Tahan Diri dan Deeskalasi
推荐内容
  • Tak Perlu Dihindari, 5 Minuman Manis Alami Ini Cocok untuk Diet
  • Kata Gibran: Etos Kerja Orang Jakarta, Berangkat Subuh, Pulang Malam
  • Kapuspen Beberkan Kronologi Penyerangan OPM Terhadap Danramil Aradide
  • Kopi Joss Memang Sedap, Tapi Ternyata Berbahaya
  • Hari AIDS Sedunia 2023, Peran Komunitas Terdampak Sangat Dibutuhkan
  • 'Batasi' Turis Asing, Aktivis Spanyol Pasang Tanda Palsu di Pantai